Jumat, 06 Januari 2012

PEMUDA MEWARNAI SEJARAH

Dunia senantiasa berputar dan berubah-ubah sesuai dengan dinamika dan fluktuasi zaman; dari semenjak prenatal sampai di lahirkan di dunia, hingga di kembalikan lagi kepada yang kuasa. Dalam dinamika kehidupan, kita di ibaratkan bola yang senantiasa menggelinding, posisi kita kadang di atas dan kadang di bawah. Maka, konsekuwensi logis yang akan kita hadapi di era globalisasi ini, sebagai pemuda harus senantiasa menjawabnya dengan kata siap.

Sebagai Generasi Islam, seharusnya kita menyadari bahwa kita mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap masa depan agama dan bangsa. Bagaimanapun juga generasi muda adalah salah satu harapan dan roh bagi suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa adalah tergantung sensitifitas tangan-tangan para pemuda. Begitu juga kemenangan atau kehancuran suatu agama dan Negara terletak pada kreativitas dan Kapabilitas generasi mendatang. Saking begitu besarnya peran seorang pemuda dalam merubah tatanan sosial di suatu Negara, sehingga Musthafa Al-Gholayain, seorang pemikir dan filosof islam dalam kitabnya “ Idhotun nasyi’in” mengatakan; Yaa ma’syarasy syabab, inna fi aidikum amral ummah, wa fi aqdamikum hayataha”
Hai, Para pemuda , “sesungguhnya semua permasalahan yang ada di dalam masyarakat; berhasil tidaknya adalah tergantung pada tingkah lakumu. Begitu juga dengan perkembangan agama, bangsa dan Negara adalah terletak di pundakmu”
Pemuda mewarnai sejarah, mungkin itu kata yang patut di ungkapkan untuk para pemuda dewasa ini. Seorang generasi yang mampu melanjutkan perjuangan para pendahulunya adalah mereka-mereka yang teguh imannya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki keahlian di segala bidang, mempunyai semangat yang membara, mempunyai loyalitas dan integritas yang tinggi, mempunyai naluri leadhership yang mumpuni dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup. Bahkan dapat memberikan solusi kepada siapapun ketika ia di butuhkan. Karena, berkat tipikal –tipikal diatas, Bung tomo dan Arek-arek Suroboyo pada tanggal 10 Nopember 1945 dapat mengusir penjajah dan imperialisme asing dari bumi pertiwi. Sutomo dan para mahasiswa Stovia pada tanggal 21 Mei 1908 mendirikan Budi utomo sebagai cikal bakal kebangkitan bangsa untuk meraih kemerdekaan. Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 yang di pelopori oleh Sukarni sebagai tonggak awal di proklamsikannya kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Mei 1998, kebengisan Rezim Soeharto dan antek-anteknya dapat di tumbangkan. Semua peristiwa yang bersejarah tersebut adalah hasil dari perjuangan para pemuda.
Karena begitu berat dan urgennya peran para pemuda, maka dalam perjuangan hendaknya dijalani dengan sabar dan sungguh-sungguh. Karena Alloh telah menjelaskan dalam Kitabnya. Surat Al-ankabut: 69 “Walladzina Jahadu fina linahdiyannahum subulana, wa innallaha lama’al muhsinin”.
Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Seirama dengan ayat tersebut, Imam Syairozi berkata “ Al Jiddu yudna kulla amrin syasi’in, wal jiddun yaftahu kulla babin mughliqin” (sungguh-sungguh akan mendekatkatkan sesuatu yang jauh dan dengan sungguh-sungguh dapat membuka pintu keilmuan yang tertutup).
Para Pembaca yang budiman
Kita bisa bangga dan tersenyum dimana akhir-akhir ini kegiatan pemuda-pemuda islam menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, termasuk kegiatan – kegiatan islami dalam memperingatii hari-hari besar islam, seperti ; Tahun baru Hijriyah, Maulid Nabi, Peristiwa Isro’ Mi’raj dan hari besar lainnya. Karena dengan kegiatan diatas, berarti para pemuda masih peduli akan budayanya dan nila-nilai keislamannya. Disamping itu, Hal ini menunjukkan bahwa kebangkitan islam yang pernah tenggelam di abad ke-15 akibat ekspansi barat telah muncul kembali. Mereka menyebut sebagai para pemuda pencari Tuhan dan juga banyak pemuda yang aktif dalam organisasi-organisasi islam lainnya. Dimana-mana kita selalu mendengarkan  ayat-ayat alQur’an serta sholawat nabi di dengungkan. Semua itu dilakukan dalam rangka menyiarkan islam sekaligus untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang kita cintai.
Allah sesungguhnya akan memberikan balasan kepada para generasi muda yang mengabdikan diri untuk bersujud kepada Allah, yang sanggup membuat masjid menjadi semarak dengan berbagai  kegiatan dan hatinya selalu mengingat Allah.
Rasulullah telah bersabda:
“Ada Tujuh Golongan Manusia yang kelak (di hari Kiamat) akan mendapatkan keteduhan dimana pada saat itu tidak ada satupun keteduhan  kecuali keteduhan yang di berikan Oleh Alloh”
Siapakah mereka? Nabi meneruskan penjelasannya, “yaitu : para pemuda yang selalu patuh kepada Allah dan hatinya selalu rindu datang ke masjid untuk menyembah kepadaNya.
Sahabat-sahabat pembaca
Sejenak marilah kita merefleksikan bagaimana pemuda zaman sekarang. Diakui atau tidak bahwa masih banyak dari  mereka yang suka menghabiskan harta orang tua untuk sesuatu yang tidak berguna. Banyak dari mereka yang putus sekoalah yang akhirnya prustasi. Banyak pula dari  mereka yang tidak tahu tujuan hidup, hingga pejalanan hidup mereka tak ubahnya seperti air diatas daun talas. Begitu mudah mereka dipengaruhi dan dipermainkan. Dan jika degadensi moral para pemuda masih masih lestari; suka minuman keras, memakai morpin, opium dan narkotika, maka bagaimanakah keadaan suatu bangsa dimasa yang akan mendatang?. Saya yakin bumi yang kita tempati ini akan menjadi panas, langit yang cerah akan berubah menjadi gelap  dan tangisan air matapun tidak akan pernah berhenti. Inilah PR besar yang harus kita pecahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar