Kamis, 12 Januari 2012

PENYESALAN TAK BERUJUNG

Suatu hari ada seekor burung terbang tinggi melintasi angkasa, mengarungi samudera dan melewati hutan semak belukar dengan kicaun merdunya bak Seruling dan Oboe[1]nya Nabi Daud. Merpati namanya. Ia hidup pada abad ke X sebelum Masehi sebagai burung kesayangan Dewi cinta dan keindahan yaitu Dewi Aphrodite.[2] Sehingga bangsa Yunani mensucikan Merpati untuk-Nya dewasa itu.
Di hari yang lain. Seperti biasanya, Merpati terbang bebas di angkasa tuk melihat indahnya alam dan mencari bebijian tuk di makan, melewati pegunungan, perumahan, persawahan dan tidak lupa singgah di tempat favoritnya yaitu taman bunga tuk menikmati keindahan dan kecantikan bunga Mawar putih disana. Dan aktivitas itu di ulang – ulang sebagai agenda wajib hariannya.
Seiring berjalannya waktu. Sang merpati merasakan hal yang aneh dalam dirinya, ia seakan mendapatkan titah Tuhan tuk selalu mampir di taman itu dan merasa rindu dan kangen jika tidak memandang kemolekan mawar putih disana seharipun. Dalam hati merpati bertanya – Tanya “ Sebenarnya perasaan apa yang aku rasakan ini? Aku bingung, aku gelisah, hatiku tak menentu. Apakah ini yang namanya Cinta? Apakah ini yang di sebut Tresno Jalaran Songko Kulino (rasa Cinta yang di sebabkan karena kebiasaanku melihat keindahan si cantik Mawar)?”.
Tidak di sadari, ternyata Merpati jatuh cinta pada mawar putih. Terbius oleh kecantikan dan keeksotikannya.  Merpati bingung, memikirkan bagaimana caranya ia mengungkapkan perasaannya ke mawar tanpa menanggung kekecewaan dan penolakan. Akhirnya merpati mendapatkan ide, sebelum ia mengungkapkan rasanya ke mawar. Setiap hari ia membawakan sekantong air tuk menyirami si mawar dengan sayapnya agar si mawar putih senantiasa segar.
Hingga tibalah saatnya Merpati merasakan Cinta yang memuncak dan ½ mati kepada Mawar putih dan bagaimanapun perasaan ini harus di ungkapkan juga. Kemudian, dengan perasaan cemas, penuh pengharapan dan khawatir bercampur malu – malu akhirnya Merpati mengunggkapkan perasaannya juga ke Mawar. Tapi mawar putih berkata “aku tidak akan pernah bisa mencintaimu”. Burung Merpati tak menyerah, setiap hari burung Merpati datang untuk bertemu mawar putih, dengan sekantong air pengharapannya yang di siramkan untuk kesegaran sang mawar putih. Akhirnya, mawar putih hatinya luluh, member harapan dan berkata "aku akan menyerahkan hatiku padamu jika kamu dapat mengubahku menjadi mawar merah".
Dan suatu hari Merpati datang kembali, kemudian dia memotong sayapnya dan menebarkan darahnya pada mawar putih, hingga dia berubah mnjdi merah. Akhirnya mawar sadar seberapa besar burung Merpati mencintai dirinya. Tapi, semuanya telah terlambat, karena burung Merpati tak akan kembali ke dunia lagi.
Ingat sahabat, hargailah siapapun yang mencintaimu, sebelum ia pergi meninggalkanmu untuk selamanya.


[1] Adalah alat musik double reed jenis woodwind yang mengeluarkan bunyisuara yang jernih, tinggi dan melengking. Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya: ARkola), h. 539
[2] Ia adalah Putri Zeus dan Dione yang konon di lahirkan dari buih lautan. Dan istri dari Hephaestus (Dewa pandai besi yang berwajah buruk dan pincang).   Penyair bangsa Roma  menggambarkan dirinya sebagai “Dewi Emas” dengan cara “ Dengannya, dating keindahan. Angin dan badai menghilang, bunga – bunga terhampar di bumi, ombak di lautan tertawa; ia bergerak dengan cahaya dewata. Tanpa kehadirannya tidak ada kebahagiaan dan cinta. Edith Hamilton, Mythology Timeless Tales of Gods and Heroes.(Oncor : 2011). h. 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar